(MKSN) PADANG--Pemerintah Kota Padang mengenang gugurnya Pahlawan Nasional, Bagindo Aziz Chan Walikota Padang Kedua,. Bagindo Aziz Chan gugur saat terjadi baku tembak dengan pasukan Belanda di Simpang Kandih (Simpang Tinju) Kota Padang pada 19 Juli 1947, kemudian jenazahnya dibawa ke Bukittinggi dan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Gulai Bancah. MINGGU (16/11/2025)
Sejarah Bagindo Aziz Chan adalah sosok Walikota Padang kedua yang memimpin Kota Padang mulai 15 Agustus 1946 hingga 19 Juli 1947. Beliau menjabat Walikota Padang diusia 36 tahun.
Sebagai sosok pejuang muda beliau tidak gentar berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Beliau dikenal sebagai pemimpin yang berani dan revolusioner serta berpendirian teguh.
Sejarah Perjuangan Bagindo Aziz Chan dahulu yang Pantang Menyerah dan Tekun.
Pada tahun 1947, Belanda yang membonceng pasukan Sekutu menggelar operasi militer yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda. Tindakan ini merupakan pelanggaran terhadap Perjanjian Linggarjati yang berisi gencatan senjata yang sudah disepakati kedua negara.
Belanda mulai merencanakan penyerangan Pulau Jawa dan Sumatera pada 21 Juli 1947. Salah satunya diantaranya adalah Kota Padang.
Kota Padang sebagai Ibu Kota Sumatera Barat memiliki posisi strategis yang akan menguntungkan pihak Belanda jika berhasil menguasainya. Meski pihak Belanda telah berupaya membujuk walikota agar mau bekerja sama.
Namun Bagindo Aziz Chan dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak akan pernah melepaskan Kota Padang yang sedang dipimpinnya. Bagindo Aziz Chan dengan lantang menyerukan semboyan "Langkahi Mayat Saya Dahulu Baru Belanda Dapat Memperkuat Wilayah Operasi".
Karena dianggap sebagai ancaman yang serius akhirnya Bagindo Aziz Chan gugur setelah terjadi kontak senjata dengan Belanda pada tahun 1947. Bagindo Aziz Chan adalah seorang tokoh pejuang muda asal Kota Padang yang patut diteladani. Perjuangan dan pengorbanannya akan menjadi inspirasi dan semangat juang bagi generasi muda bangsa ini.
(Oleh: Al)


0 Komentar