Right Button

test bannerSELAMAT DATANG DI WEBSITE KAMI "HARIAN BERITA MINANGKABAU SUMBAR NEWS"🇧🇪PEMBACA SETIA KAMI"HADIR UNTUK ANDA MASYARAKAT SUMBAR DENGAN BERITA TERBARU TERKINI PERISTIWA POLITIK EKONOMI SOSIAL ADAT BUDAYA MINANG SUMBAR DAN BERITA NASIONAL" KRITIS-OPTIMIS-TERDEPAN, PASANG IKLAN USAHA DAN UCAPAN SELAMAT " ANDA DISINI👉Alamat Kantor Redaksi JL.Kel.Seberang Palinggam No.10A Kecamatan Padang Selatan Kota Padang-Sumbar HUB:081267663887

Si Kambing Hitam itu Banjir Namanya

 


(MKSN) SUMBAR--Miris.., ya itu kata yang terucap dari Penulis saat ini. Ketika sebagian besar wilayah di Sumatera Barat sedang tertimpa musibah banjir sebagai dampak intensitas hujan yang terus menerus beberapa hari ini, malahan menjadi “berkah” bagi orang orang yang memanfaatkan situasi. Entah itu untuk mendapatkan popularitas, elektabikitas, sensasi bahkan sekedar mencari cuan melalui Live di medsos dengan mendapatkan berupa “gift” dari penonton. Bahkan ada “Sang Pejabat” tanpa rasa bersalah seolah olah turut prihatin atas musibah tersebut langsung menceburkan diri ketengah genangan banjir dengan sorotan beberapa mata kamera ditujukan ke dirinya. Berharap semua orang tahu bahwa Kepala Daerah atau Pejabatnya prihatin sekali dengan musibah ini.Selasa (25/11/2025)



Staf mereka yang notabenenya lebih faham teknis kemana ya ? Apakah ini yang dinamakan Kepala Daerah atau Pejabat yang sayang pada anak buah ? Atau mereka takut terbuka bobrok permainan mereka dan pendahulu pendahulu mereka selama ini ?



Ya, tak kan ada asap bila tak ada api. Banjir saat ini bukan karena takdir, bukan karena keinginan Tuhan, bukan karena ya sudahlah itu musibah. Tapi karena selama ini keserakahan dan ketamakan manusia pada alam ini. Alam butuh keseimbangan, sementara manusia mengeksploinya untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Tak ada lagi kajian, analisis, dampak lingkungan, semua dihantam yang penting uang mengalir.



Maka dari itu dengan kejadian saat ini, harusnya Para Kepala Daerah beserta Para Pejabat atau Pemangku Kepentingan lainnya, sadar bahwa mengobati lebih mahal biayanya dari pada mencegah. Belanja daerah yang dianggarkan alokasikanlah untuk itu dan perketat semua ijin-ijin atau aktivitas yang merusak konservasi alam khususnya pada daerah rawan bencana, janganlah Anda menjadi “Pahlawan Kesiangan” setelah musibah datang barulah berujar mencari pembenaran dan mencari Kambing Hitam.

(**)

Catatan Redaksi:Nov 2025



Posting Komentar

0 Komentar

Kami Hadir Untuk Pembaca Mediaonline Minangkabausumbarnews.com - Berita Lugas, Aktual dan Kritis Untuk Masyarakat Sumatera Barat