Right Button

test bannerSELAMAT DATANG DI WEBSITE KAMI "HARIAN BERITA MINANGKABAU SUMBAR NEWS"🇧🇪PEMBACA SETIA KAMI"HADIR UNTUK ANDA MASYARAKAT SUMBAR DENGAN BERITA TERBARU TERKINI PERISTIWA POLITIK EKONOMI SOSIAL ADAT BUDAYA MINANG SUMBAR DAN BERITA NASIONAL" KRITIS-OPTIMIS-TERDEPAN, PASANG IKLAN USAHA DAN UCAPAN SELAMAT " ANDA DISINI👉Alamat Kantor Redaksi JL.Kel.Seberang Palinggam No.10A Kecamatan Padang Selatan Kota Padang-Sumbar HUB:081267663887

Wartawan Senior di Padang Ditolak 4 Rumah Sakit,Hanya RSUD Padang Yang Mau Merawat,Akhirnya Tak Tertolong Lagi

 


(MKSN PADANG--Sebanyak empat rumah sakit di Padang pada Senin (13/10/2025), menolak merawat Indra Sakti Nauli, seorang wartawan senior yang sakit parah. Akhirnya terlantar berjam-jam Menunggu.


Hanya RSUD dr Rasidin yang bersedia menerima, namun setelah dirawat beberapa jam, tak tertolong lagi.


Istri almarhum, Helma Tuti di laman facebook  di Uraikannya pada Selasa (21/10) menulis kisah perih yang dialami suaminya.


Novermal, seorang wartawan yang anggota DPRD Pessel menyesali tindakan keempat rumah sakit itu. Asril Koto, wartawan lain, malah menuliskannya di media.


Perlakuan empat rumah sakit, termasuk M. Djamil, oper sana oper sini, membuat Indra Sakti terlantar berjam-jam. Ia mengeluh sakit di leher. Padahal semua rumah sakit itu sudah tahu, pembuluh darahnya pecah.


Selamat Jalan Suamiku..

Tak terasa sudah seminggu kepergianmu, bahkan masih terasa mimpi kalau sekarang alam kita berbeda tapi ada rasa bahagia di hati karena menjelang kepergianmu kita bersama dari subuh sampai malam.


Berawal dari subuh ayah bilang "ba a kok kareh lihia ko yo" dan dipegang memang keras, mungkin taimpik lalok mah trus langsung dikasih minyak butbut (biasanya kl ada yang terasa sakit kami selalu pake minyak butbut ini.


Ayah lanjut shalat sedang saya juga ke kamar mandi siap-siap berudhuk untuk shalat subuh tapi kemudian ayah bilang bunda capeklah sakik lihia ko dan ayah bener-bener kesakitan menahan sakit dan lehernya bengkak dan keras, ayah bilang baok ka ugd, saya dalam kebingungan ayah bilang jagoan Ali, tetangga kami dan sayapun langsung panggil Ali dan kami langsung ke rmh sakit Herm**a di IGD.


Langsung cek tensi dan dicek juga leher yang bengkak itu kata dokter yang jaga itu ada kelenjer di leher bapak harus di operasi n sekarang ibuk daftar untuk rawat inap, maka mendaftarlah saya untuk rawat inap, ternyata ruang rawat inap penuh dan kata dokternya kalau ibuk mau nunggu ruang inapnya boleh atw kalau ibuk mau penaganan langsung ibuk bisa ke rmh sakit lain dan kami putuskan utk lanjut ke rmh sakit Y** s Su***so


Sampai di IGD diperiksa dan katanya bapak butuh penanganan langsung buk kami sarankan ibk ke rmh sakit M . J***l kalau di sini dokter THT prakteknya sore


Sebenernya saya bingung juga kl udah darurat bukannya ada dokter yang stanby ya tapi saya juga ga bisa berpikir panjang karena ingin cepat penanganan


Maka lanjutlah ke rumah sakit ke tiga M. J***l kami langsung ke IGD, kita disambut oleh dokter dokter koas yang datang silih berganti bertanya ini itu dengan pertanyaan yang sama, foto foto untuk kepentingan pelajaran mereka dan tidak ada dokter yang datang kami menunggu setengah jam keputusan mereka mau diapakan suami saya ini dan saya bertanya "ba a diak kelanjutanya" sabanta yo buk" jaweknyo sementara suami saya udah semakin lemas, akhirnya mereka bilang buk bapak harus dirujuk ke poli THT karena ga ada dari saraf atw bedah penyakit bapak ini, yang saya heran mereka hanya tanya tanya foto foto tanpa tindakan, biasanya kl pasien igd masuk kan langsung dicek tensi ini ga ada sama sekali


Tapi saya ga mau pikirkan itu saya bawalah suami saya ke poli THT di lantai tiga dengan kondisi sudah letih dan pake kursi roda


Saya langsung mendaftar dan di tanyalah bagian pendaftaran umum apa bpjs dan saya jawab bpjs, mana surat rujukannya buk saya bilang tadi saya dari igd dan disuruh ke poli tht, kl ndk ada rujukan ndk bisa daftar.


Saya dari igd dan ini adalah rumah sakit ke tiga yang saya datangi dan saya memang gak ambil rujukan karena dari subuh tapi ibuknya tetap kekeh harus pake rujukan atw ibuk coba tanya lagi ke igd (bener bener stress saya dibuatnya)


Akhirnya saya balik lagi ke igd menanyakan, orang igd bilang iya harus pake rujukan buk dan saya bilang tadi di igd tidak ada tindakan tidak ada dokter lalu tiba tiba disuruh ke poli yang harus ada rujukan dan sang petugas tetap bilang kalau ke poli memang harus pake rujukan


Astaghfirullah saya bener bener stress dan waktu balik ke lantai tiga sampai saya sesat dan ga ketemu poli tht, setelah tanya sana sini akhirnya sampai juga, dan langsunglah saya ke bagian pendaftaran tadi


Dengan kata kata tetap gak bisa daftar kl tidak ada rujukan dari faskes kita , kadang saya pikir mereka memandang rendah aja pasien bpjs padahal kita udah bayar duluan lho bertahun tahun bayar dan ini baru di pake fasilitasnya.


Saya tanya kalau umum berapa bayarnya,

Pendaftaran 210 ribu nanti tambah obatnya dan kl ada tindakan juga ada bayarannya

Trus saya ngomonglah sama suami, ba a rancak yah dan suami saya jawab " ndk bisa ayah kasih pendapat kini do dan itu dengan wajah yang sudah letih dan ayah bilang ka i**u si*a selah wak


Akhirnya kami putuskan ke i**u si*a dalam hati saya berkata ndk ka pai barubek ka rumah sakik ko lai do


Akhirnya kami sampai di langsung ke igd dan kami harus antri ada tiga pasien lagi baru kami di periksa kondisi ayah udah semakin lemah


Pas ayah di periksa langsung di cek tensi dan d periksa bagian bengkak di lehernya daaaaan mereka bilang tetap harus pake rujukan dari faskes , setelah dapat rujukannya ibuk langsung ke sini , saya tanya apa ga bisa di cek dulu nanti rujukannya menyusul, tidak bisa dan katanya ibuk aja yang pergi jemput rujukan bapak di tinggal di sini , gak mungkin kan saya tinggal suami yg dalam keadaan sudah lemas,


kami pun pergi ke faskes tempat kami berobat dan di cek lagi lah sebelum dapat surat rujukan


Di sana dokter nya bingung karena kl ke tht ga ada masalah dengan tht menelan bisa hidung dan telinga ga ada masalah kemudian di bawalah kami ke poli gigi dokter gigipun bingung krn ga ada masalah dengan gigi atw pun gusi dan dokternya bilang kami akan buat surat rujukan kemana bapak mau dan si ayah bilang ke h*r**a


Saya sebenernya bingung tadi pagi kita ga bisa di sana sementara yg suruh ambil rujukan tapi saya biarkan saja karena saya bener bener dalam kebingungan padahal tadi jelas jelas rumah sakit i**u si*a


Selesai dapat rujukan ayah bilang pulang wak sabanta yo mangantuak bana mato ayah ko dan kami pun pulang


Sampai di rmh diskusi lah kami utk di bawa ke RSUD semula ayah ga mau ke sana dia tetap maunya ke rmh sakit yg dirujuk faskes tadi


Saya bilang ayah mau tindakan cepat atw ngak , kl h****na besok bita bisa d cek krn kita daftarnya ke poli sementara pagi tadi tempatnya full kl mau tuntas kita ke RS*D akhirnya maulah ayah ke rumah sakit ini karena sakit lehernya terasa kembali dan bengkaknya udah kelihatan semakin membesar

Sampai d rumah sakit itu langsung ada tindakan tensi dicek, darah juga, dironsen lehernya dan jantung juga di cek serta dipasang infus dan oksigen


Bener bener lega rasanya udah langsung di tangani dan kata dokter bapak harus operasi karena pembuluh darah leher pecah


Awalnya operasi akan di lalukan jam 18.00 tapi di cek lagi sama dokternya operasi besok pagi jam 08.00 karena masih ada satu tindakan lagi yaitu endoscopi


Kondisi ayah udah lemes air ludah berdarah dan udah susah bicara tapi masih sadar n masih tau sama kita.


Sekitar jam 19.00 ayah di bawa ke ruang rawat inap dan saya lihat ruang isolasi , ga ngerti juga saya apa org yang mau d operasi harus masuk ruang isolasi


Lima menit setelah di ruangan nafas ayah sesak dia bilang ke saya dengan isyarat pegang dada dan bahu, sasak angok ayah dan ayah menjawab dengan anggukan sayapun urut2 lah dada dan bahunya tak lama kemudian sesaknya makin menjadi sampe di pasang oksigen dan alat alat yang saya ga tau apa nama alatnya , tak lama setelah itu ayah tak sadarkan diri dan dokter tetap lanjutkan tindakan tapi saya melihat saturasi ayah dari 90 mulai turun ke 85 80n trus naik lagi ke 90 turun lagi dan turun terus sampe terakhir 14


Tak lama kemudian dokter bilang ibuk apakah bapak ada riwayat jantung ? Gak ada keluhan selama ini dan ini pertama kami ke rumah sakit kata saya , kami sudah berusaha buk tapi Allah berkendak lai Apak ndk ado lai do buk


Saya ga tau harus ngomong apa ingin rasanya ga percaya tapi kenyataanya ayah sudah pergi


Ya allah begitu cepat beliau engkau ambil tanpa pesan tanpa kata kata terakhir


Tapi seharian Allah membiarkan kami bersama seharian saya melayani ayah dan selama ini saya ga pernah urus ini itu , apalagi yang berhubungan dengan rumah sakit , di hari terakhirmu bunda bener bener membersamai bahkan ayah pergi dalam pangkuan ini.


Ya Allah beri hamba kekuatan walau sampai sekarang hamba masih belom percaya kita telah beda dunia , semua terjadi begitu cepat.  (***)



Posting Komentar

0 Komentar

Kami Hadir Untuk Pembaca Mediaonline Minangkabausumbarnews.com - Berita Lugas, Aktual dan Kritis Untuk Masyarakat Sumatera Barat