(MKSN) Padang--Selaju sampan merupakan salah satu perlombaan tradisional warga Kota Padang yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Selaju Sampan telah ada jauh sebelum tahun 1930-an.
Lomba Tradisi dulu ini dikenal luas dengan nama Selaju Sampan Dayuang Palinggam . Kala itu menjadi ajang berkumpulnya warga di tepian Batang Arau.
Namun, tradisi ini sempat terhenti akibat situasi politik dan perang dunia yang melanda. Baru beberapa tahun belakangan, kegiatan ini kembali dihidupkan oleh masyarakat dengan dukungan pemerintah daerah.
Dikatakan :Seorang Warga Buyung Semarak Duhulu, perlombaan ini diikuti oleh klub-klub dayung Ternama seperti Seberang Palinggam Sejati (SPS) Alamayo,Bungus Teluk Kabung dan Pasar Gadang
"Sampan yang digunakan kala itu disebut sampan boliang, dengan panjang sekitar 12 meter dan lebar 1 meter, serta diisi oleh enam pendayung.
Kini, satu sampan diisi oleh dua belas pendayung untuk meningkatkan kekompakan dan daya saing tim.
Material pembuatan sampan juga mengalami perubahan. Jika sebelumnya dibuat dari papan atau kayu, kini panitia menggunakan bahan fiber yang lebih ringan dan tahan air.
Panitia biasanya menyiapkan perahu untuk lomba utama, sementara peserta yang ingin berlatih dapat menggunakan sampan mereka sendiri.
“Dulu sampan terbuat dari kayu, karena zaman sekarang sudah modern berganti jadi berbahan fiber,” ujar Rendi, salah seorang panitia lomba Selaju Sampan
Lintasan lomba membentang sejauh 500 meter di atas Sungai Batang Arau. Garis finis ditandai dengan labu-labu yang digantung di atas sungai. Pemenang ditentukan oleh pendayung pertama yang berhasil menyentuhkan dayungnya ke labu tersebut. (Al Marajo)
0 Komentar