Right Button

test bannerSELAMAT DATANG DI WEBSITE KAMI "HARIAN BERITA MINANGKABAU SUMBAR NEWS"🇧🇪PEMBACA SETIA KAMI"HADIR UNTUK ANDA MASYARAKAT SUMBAR DENGAN BERITA TERBARU TERKINI PERISTIWA POLITIK EKONOMI SOSIAL ADAT BUDAYA MINANG SUMBAR DAN BERITA NASIONAL" KRITIS-OPTIMIS-TERDEPAN, PASANG IKLAN USAHA DAN UCAPAN SELAMAT " ANDA DISINI👉Alamat Kantor Redaksi JL.Kel.Seberang Palinggam No.10A Kecamatan Padang Selatan Kota Padang-Sumbar HUB:081267663887

Ternyata Bandara Ilegal Morowali Era Jokowi Landasannya Diperpanjang Perusahaan China Tahun Lalu

 

BANDARA ILEGAL MOROWALI - Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi dalam cuitan di akun X nya mengungkapkan bandara ilegal di Morowali menjadi tempat keluar masuk barang dan tenaga kerja asing (TKA) di sebuah kawasan industri tambang seluas ribuan hektar yang anehnya justeru diresmikan oleh Jokowi tahun 2018 dan beroperasi tanpa Bea Cukai dan Imigrasi Indonesia. Islah mengungkapkan meski beroperasi ilegal sejak 2018, pada 2024 lalu, landasan bandara diperpanjang dengan biaya dari perusahaan China. 


(MKSN) JAKARTA -- Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyebut adanya sebuah bandara di wilayah Indonesia yang tidak memiliki perangkat negara sama sekali, baik Bea Cukai maupun Imigrasi.


Belakangan diketahui, bandara tersebut beroperasi di kompleks industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah.


Bandara ini ternyata diresmikan oleh Presiden Jokowi kala itu, pada 2018.


Menhan Sjafrie mengungkap bandara di kompleks IMIP Morowali yang beroperasi tanpa Bea Cukai dan Imigrasi, sehingga dinilai sebagai “negara dalam negara” dan rawan ancaman kedaulatan.


Bandara diresmikan Jokowi pada 2018 digunakan untuk keluar-masuk barang dan TKA tanpa pengawasan, meski tercatat sebagai bandara khusus di bawah DJPU.


DPR meminta penjelasan resmi dan mendesak pemerintah menertibkan operasi bandara karena langgar prinsip pengelolaan serta berpotensi untuk aktivitas ilegal.


Karena tidak memiliki perangkat negara dalam bandara, Menhan Sjafrie menilai keberadaannya membuat rawan kedauatan ekonomi, seperti negara dalam negara.


"Ini anomali, bandara tapi tak memiliki perangkat negara dalam bandara ada celah yang membuat rawan kedaulatan ekonomi," kata Menhan Sjafri, dilansir dari bloombergtechnoz.com, Rabu (26/11/2025).


Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi dalam cuitan di akun X nya mengungkapkan bandara yang berlabel "Private Airport" di Morowali ini tempat keluar masuk barang dan tenaga kerja asing (TKA) di sebuah kawasan industri tambang seluas ribuan hektar.


Meski berlabel Bandara pribadi, anehnya justeru diresmikan oleh Jokowi tahun 2018. Konon tanpa keamanan, Bea Cukai dan Imigrasi Indonesia. 'Serasa republik dalam republik' kata Menhan," ujar Islah, Rabu (26/`11/2025).


Menurut Islah, karena saking bebasnya pada tahun 2024 lalu landasan bandara diperpanjang yang biayanya ditanggung perusahaan China. 


"Pada tahun 2024 landasannya diperpanjang, dibiayai oleh Zhensi Holding Group, perusahaan besar asal Tongxiang, China," kata Islah.


Inilah produk dari sebuah prinsip lawas: "Dis kantre nat onle tok de tok, bat onle for obral wok de wok."" ujarnya mengutip pernyataan Jokowi, sebagai sindiran.


Dis kantre nat onle tok de tok, bat onle for obral wok de wok menjadi istilah atau kata-kata yang sempat viral dibicarakan di media sosial.


Asal usul kata itu ternyata adalah diduga dari kalimat pidato Jokowi.


Salah satu bukti videonya diunggah oleh akun indonesia20245_ di TikTok yang kemudian dibagikan ulang Adiduut90 di X.


Jokowi saat itu mengatakan dalam bahasa Inggris, we work the talk, not only talk the talk (kita bekerja sesuai omongan, bukan hanya omongan).


Namun pernyataannya diplesetkan menjadi we wok de tok, not onle de tok.

(Sumber: WartaKota)




Posting Komentar

0 Komentar

Kami Hadir Untuk Pembaca Mediaonline Minangkabausumbarnews.com - Berita Lugas, Aktual dan Kritis Untuk Masyarakat Sumatera Barat