Right Button

test bannerSELAMAT DATANG DI WEBSITE KAMI "MINANGKABAU SUMBAR NEWS"PEMBACA SETIA KAMI"HADIR UNTUK ANDA ORANG SUMBAR DENGAN BERITA TERBARU TERKINI POLITIK EKONOMI SOSIAL BUDAYA SuMBAR DAN NASIONAL"PASANG IKLAN ANDA DISINI HUB:081267663887

Bronjong PVC di Proyek Jalan Nasional Padang-Solok-Sawalunto: Inovasi Atau Ancaman Ketahanan Infrastruktur?

 



Padang,(Sumbar)-SebuahPolemik konstruksi mencuat di ruas jalan nasional Padang–Solok–Sawahlunto, Sumatera Barat. Di tengah pelaksanaan proyek revitalisasi pengamanan tebing yang dikelola Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat dan diawasi oleh PPK 2.1 PJN Wilayah II, muncul penggunaan material tak lazim: bronjong berbahan PVC. Sebuah keputusan yang mengejutkan banyak pihak dan kini memantik perdebatan di kalangan teknisi, pengamat infrastruktur, hingga masyarakat umum.


Di lokasi proyek yang membelah lanskap perbukitan hijau ini mendapati dinding penahan tebing yang tidak menggunakan kawat galvanis seperti lazimnya, melainkan kawat berlapis plastik hijau khas PVC. Penampakannya mencolok. Material itu membentuk struktur penahan dengan gaya visual modern, namun keberadaannya justru menimbulkan tanda tanya besar terkait durabilitas dan kesesuaiannya untuk medan ekstrem Sumatera Barat.


"Ini sangat berbeda dari sebelumnya. Bronjong galvanis itu ibarat tulang punggung penahan tebing," ungkap seorang pengamat konstruksi Ariadi ST "Kalau PVC, memang punya keunggulan visual dan perlindungan fisik, tapi untuk medan perbukitan yang rentan longsor, ketahanannya masih menjadi pertanyaan serius."


Galvanis vs PVC: Perdebatan Lama yang Menguat Kembali


Bronjong galvanis, yang dibuat dari kawat baja berlapis seng, telah lama menjadi standar pada proyek-proyek BPJN di wilayah rawan longsor. Material ini dikenal kuat, tahan lama, dan mampu bertahan dalam kondisi cuaca ekstrem maupun lingkungan dengan kadar kelembaban tinggi.


Sementara itu, bronjong PVC - material alternatif yang diklaim lebih tahan terhadap korosi dan kerusakan fisik pada permukaan—memang memiliki nilai tambah dari sisi estetika dan perlindungan ekstra terhadap air. Namun pertanyaan krusialnya tetap: apakah cukup kuat untuk menahan beban jangka panjang di wilayah rawan longsor dan erosi berat seperti di Sumbar?


"PVC cocok di lingkungan laut atau rawa karena anti-korosi, tapi di sini topografinya perbukitan. Penggunaan PVC tanpa penjelasan teknis yang terbuka membuat publik bertanya-tanya," ujar seorang insinyur sipil berpengalaman.


PPK 2.1 BPJN Sumbar Bungkam, Jawaban Singkat Tak Meredam Spekulasi


Upaya konfirmasi kepada PPK 2.1 PJN Wilayah II Provinsi Sumbar menghasilkan jawaban singkat melalui pesan WhatsApp:

“sdh sesuai dgn rab&ded pak,uk. 2x1x0,5,tks.”

Jawaban ini justru menambah tanda tanya, mengingat publik berharap penjelasan menyeluruh terkait dasar pemilihan material alternatif untuk proyek vital.


Relawan REPRO Sumbar: Kami Kawal Pemerintahan Bersih


Di tempat terpisah, Ketua DPW Relawan Prabowo Indonesia Kuat (REPRO) Sumbar, Roni, menyampaikan sikap tegas:


"Untuk menjaga wibawa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, kami relawan REPRO akan mengawal semua proyek pemerintah. Aparatur negara yang menyalahgunakan jabatan atau menyimpang dari aturan akan kami laporkan dan dorong untuk ditindak tegas,” ujarnya kepada media pada 19 Maret 2025.


Pernyataan ini diperkuat oleh Ketua Umum DPN REPRO, Hotmian Siregar, yang menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap proyek infrastruktur strategis.


Transparansi Diperlukan, Bukan Sekadar Efisiensi


Penggunaan bronjong PVC dalam proyek jalan nasional ini memunculkan berbagai spekulasi: apakah demi efisiensi biaya, karena keterbatasan material galvanis, atau karena pertimbangan teknis tertentu yang belum dijelaskan ke publik?


Warga, pemangku kepentingan lokal, hingga pengamat pembangunan kini mendesak keterbukaan penuh dari pihak BPJN Sumbar. Yang menjadi pertaruhan bukan hanya keandalan fisik infrastruktur, tetapi juga kepercayaan publik terhadap tata kelola proyek nasional.


Sebab, bagi masyarakat Sumatera Barat, infrastruktur jalan bukan sekadar jalur lalu lintas - tetapi urat nadi ekonomi dan penghubung kehidupan. Dan di balik dinding bronjong yang terlihat sederhana itu, tersimpan harapan besar akan masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan..(Tim red)

Posting Komentar

0 Komentar

Kami Hadir Untuk Pembaca Mediaonline Minangkabausumbarnews.com - Berita Lugas, Aktual dan Kritis Untuk Masyarakat Sumatera Barat