Mengejutkan Ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,87% di awal 2025. Simak analisis resmi BPS tentang penyebab perlambatan dan langkah pemerintah menghadapinya.(10-6-2025)
Minangkabau Sumbar News.Com.Nasional - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru mengenai pertumbuhan ekonomi nasional pada Kuartal I tahun 2025.
Hasilnya cukup mengejutkan: Melansir dari bps.go.id Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hanya tumbuh sebesar 4,87 persen.
"Angka ini lebih rendah dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu yang mencapai 5,11 persen.
Penurunan tersebut menandai laju pertumbuhan terlemah sejak kuartal ketiga tahun 2021, ketika ekonomi masih berada dalam fase pemulihan pascapandemi.
Bila dilihat secara kuartalan ekonomi bahkan mengalami kontraksi sebesar 0,98 persen dibandingkan kuartal IV-2024.
Konsumsi Rumah Tangga Melemah, Investasi Melambat
Konsumsi rumah tangga, yang menyumbang lebih dari separuh struktur PDB Indonesia, hanya tumbuh 4,89 persen, mengalami perlambatan dibandingkan kuartal sebelumnya.
Padahal, periode Januari-Maret 2025 mencakup momentum Ramadan yang biasanya mendorong belanja masyarakat.
Namun, menurut BPS, pengeluaran pada beberapa kategori seperti alas kaki, pakaian jadi, dan peralatan rumah tangga menunjukkan penurunan permintaan.
Ini menandakan menurunnya daya beli sebagian masyarakat pada awal tahun ini Melemah Draktis.
Sementara itu, komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi hanya tumbuh 2,12 persen, menjadi angka pertumbuhan terendah dalam dua tahun terakhir.
Perlambatan ini turut berdampak pada sektor konstruksi dan industri pengolahan,Sektor Pertanian Bersinar, Pertambangan Melemah.
Di tengah perlambatan, sektor pertanian justru mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 10,5 persen.
Ini dipicu oleh panen raya padi dan jagung yang berlangsung serentak di sejumlah daerah.
Namun, sektor pertambangan mengalami kontraksi sekitar 1 persen, terutama karena penurunan harga batu bara dan lemahnya permintaan dari negara mitra dagang utama.
Komponen pengeluaran pemerintah mencatatkan kontraksi karena realisasi belanja negara masih rendah pada awal tahun Lalu 2024 dan 2025 Sekarang.
Meskipun demikian, ekspor neto mengalami perbaikan. Penurunan impor yang lebih besar dibandingkan ekspor turut menopang pertumbuhan dari sisi neraca perdagangan.
Pemerintah Optimis, Tekankan Percepatan Belanja Negara
Meski ekonomi melemah, pemerintah tetap optimis terhadap pertumbuhan pada kuartal-kuartal selanjutnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa belanja pemerintah akan menjadi motor utama dalam mendorong pemulihan ekonomi.
"Dengan mengendalikan inflasi, dan memperkuat permintaan domestik melalui berbagai program stimulus yang telah direncanakan.
Terakhir, data resmi dari BPS menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia masih menghadapi tantangan besar di awal 2025.
Mulai dari lemahnya konsumsi rumah tangga hingga penurunan investasi.(***)
0 Komentar